Perencanaan dan Pengendalian Produksi

1.1 Defenisi Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Pengertian mengenai Production Planning and control (PPC) akan dikemukakan berdasarkan konsep sistem. Produksi adalah suatu proses pengubahan bahan baku menjadi barang jadi. Sistem produksi adalah sekumpulan aktivitas untuk pembuatan suatu produk, dimana dalam pembuatan ini melibatkan tenaga kerja, bahan baku, mesin, energi, informasi, modal dan tindakan manajemen. Dalam Praktik, aktivitas dalam system produksi ini dapat dikelompokan ke dalam dua kategori yaitu “Proses Produksi” dan “ Perencanaan Planning and Control/PPC”

Proses produksi adalah aktivitas bagaimana membuat produk jadi dari bahan baku yang melibatkan mesin, energi, pengetahuan teknis, dan lain-lain. Proses produksi merupakan tindakan nyata dan dapat dilihat. Proses produksi ini terdiri atas beberapa subproses produksi misalnya proses pengolahan bahan baku menjadi komponen, proses perakitan komponen menjadi sub-assembly dan proses perakitan sub-assembly menjadi produk jadi.

Perencanaan dan pengendalian prosduksi (PPC)adalah aktivitas bagaimana mengelola proses produksi tersebut. PPC merupakan tindakan manajemen yang sifatnya abstrak (tidak dapat dilihat secara nyata). System computer barangkali merupakan analogi yang tepat untuk system produksi. Proses produksi adalah perangkat kerasnya (hardware) dan PPC adalah perangkat lunaknya (software).

Bila PPC juga disebut system produksi maka pengertian system produksi berarti ada dua, yaitu :

1. Suatu system untuk membuat produk ( mengubah bahan baku menjadi barang) yangmelibatkan fungsi manajemen (yang bersifat abstrak) untuk merencanakan dan mengendalikan proses pembuatan tersebut.

2. Suatu teknik untuk merencanakan dan mengendalikan produksi (bersifat abstrak) dan tidak membahas preose pembuatan produk.


1.2 Peta Rakitan (Assembly Chart)

Peta Rakitan adalah gambaran grafis dari urutan-urutan aliran komponen dan rakitan-bagian (sub assembly) ke rakitan suatu produk. Akan terlihat bahwa peta rakitan menunjukkan cara yang mudah untuk memahami :

1. Komponen-komponen yang membentuk produk

2. Bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama

3. Komponen yang menjadi bagian suatu rakitan-bagian

4. Aliran komponen ke dalam sebuah rakitan

5. Keterkaitan antara komponen dengan rakitan-bagian

6. Gambaran menyeluruh dari proses rakitan

7. Urutan waktu komponen bergabung bersama

8. Suatu gambaran awal dari pola aliran bahan


Membentuk Suatu Peta Rakitan yaitu

1. Dengan menggunakan senarai komponen dan dokumen barang atau yang sejenis dan lintasan produksi bagi perakitan, tentukan operasi terakhir dalam produksi atau dalam rakitan suatu produk. Gambarkan operasi terakhir ini dengan lingkaran berdiameter 12 mm pada sudut kanan bawah selembar kertas dan tuliskan operasi tersebut dengan jelas disebelah kanan lingkaran tadi.

2. Gambarkan garis mendatar dari lingkaran ke arah kiri, tempatkan lingkaran berdiameter 6 mm pada ujungnya, dan tunjukan setiap komponen (nama, nomor komponen, jumlah,dsb). Yang dirakit pada operasi tersebut. Komponen sebaiknya disusun menurut urutan pemasangannya, komponen terakhir dipasang dibawah.

3. Jika yang dihadapi adalah rakitan bagian (bukan Komponen), buat garis tadi sebagian dan akhiri dengan lingkaran berdiameter 9 mm untuk menggambarkan operasi rakitan bagian tadi. Kemudian lanjutkan ke kiri rakitan bagian tersebut, diuraikan kedalam komponen-komponennya. Setelah penggambaran peta rakitan selesai, rakitan dapat diberi nomor. Garis yang menunjukan komponen mandiri harus ditarik ke sebelah kiri dan diakhiri dengan lingkaran berdiameter 6 mm yang nomor komponennya dapat dimasukan.

4. Jika operasi rakitan terakhir dan komponen-komponenya selesai dicatat, gambarkan garis tegak pendek dari lingkaran 8 mm ke atas, masuki lingkaran 12 mm yang menunjukan operasi rakitan sebelum operasi rakitan yang telah digambarkan pada langkah 2 dan 3. Ulangi langkah 2 dan 3.

5. Teruskan sampai seluruh produk selesai diuraikan dan semua komponen telah dicatat di sebelah kiri, dari bawah ke atas.

6. Periksa kembali peta initerhadap dokumen barang untuk meyakinkan bahwa seluruh komponen telah tercantum. Masukan nomor operasi rakitan dan rakitan bagian ke dalam lingkaran, jika diperlukan. Setelah selesai, bahan (komponen) yang terdaftar pada sebelah kiri diberi nomor urut dari atas ke bawah.



Lingkaran yang menunjukan rakitan atau rakitan bagian tidak selaluh harus menunjukan lintasan station kerja atau lintasan rakitan. Atau bahkan lintasan orang, tetapi benar-benar hanya menunjukan urutan operasi yang harus dikerjakan. Waktu yang dikerjakan. Waktu yang diperlukan oleh tiap operasi akan menentukan apa yang harus dikerjakan oleh tiap operator.

Tujuan utama dari peta rakitan adalah untuk menunjukkan keterkaitan antara komponen, yang dapat juga digambarkan oleh sebuah ‘gambar-terurai’. Teknik-teknik ini dapat juga digunakan untuk mengajar pekerja yang tidak ahli untuk mengetahui urutan suatu rakitan yang rumit.


1.3 Struktur Produk

Struktur Produk merupakan sesuatu yang mutlak harus ada untuk dapat diterapkan system MRP. Struktur produk yang rumit dan banyak levelnya akan membuat perhitungan semakin kompleks terutama dalam proses explosion. Proses explosion merupakan suatu prosedur untuk menghitung jumlah kebutuhan kotor dalam tingkat yang lebih bawh setelah dilakukan proses offsetting pada item produknya.

Struktur produk dengan jumlah level yang besar akan membuat proses MRP (proses netting, lotting, offsetting, dan explosion) yang berulang-ulang dilakukan satu per satudari atas kebawah level demi level dan periode demi periode. Pada proses lotting, penentuan ukuran lot pada level yang lebih bawah membutuhkan teknik-teknik yang sangat sulit (multi level lot size technique). Sehingga dengan semakin kompleksnya struktur produk akan membuat perhitungan proses MPR semakin rumit.

Bila struktur produk tidak berubah-ubah, kesulitan ini hanya terjadi sekali saja, yaitu di awal pembuatan system MRP (jika dengan program computer). Jika struktur produk berubah, maka sistem yang telah dibuat harus dimodifikasi.


1.4 Bill Of Material

BOM (Bill Of Material), adalah sebuah daftar jumlah komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Fungsinya Secara spesifik struktur Bill of Material tidak saja berisi komposisi komponen, tetapi juga memuat langkah penyelesaian produk jadi. Bill of Material sebagai suatu network atau jaringan yang menggambarkan hubungan Induk (parent product) hingga ke komponen 

Bill Of Material tidak hanya menspesifikasikan produksi, tapi juga berguna untuk pembebanan biaya, dan dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus dikeluarkan untuk karyawan produksi atau perakitan. Bill Of Material digunakan dengan cara ini, biasanya dinamakan daftar pilih. Adapun jenis BOM adalah: 

- Modular Bills yaitu bill o f material yang dapat diatur di seputar modul produk, modul merupakan komponen yang dapat diproduksi dan dirakit menjadi satu unit produk. 

- Planning Bills dan Phanton Bills. Bill untuk perencanaan diciptakan agar dapat menugaskan induk buatan kepada bill of materialnya. Sedangkan Phantom Bill adalah bill of material untuk komponen, biasanaya sub-sub perakitan yang hanya ada untuk sementara waktu. 

- Low-level coding atas suatu bahan dalam bill of material diperlukan apabila ada produk yang serupa supaya dapat membedakannya diberikan kode.

1 Comment:

Cupek said...

Bagus.. masuk dlm konsep logika👍

Posting Komentar